SR Salatiga - Presiden Joko Widodo mengunjungi dan bersilaturahmi dengan para petani yang tergabung dalam Serikat Paguyuban Petani Qaryah Thayyibah (SPPQT). Pertemuan tersebut dilangsungkan di Kantor Pusat SPPQT di Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. Dalam acara tersebut, Jokowi mengaku gembira karena dapat bertemu dengan para petani yang memiliki peran penting dalam menjaga ketersediaan Berdasarkanhasil obsevasi yang dilakukanbahwa penerapan pembelajaran tematik terpadu yang diterapkan di SD Di Kecamatan Bandung belum dil-aksanakan secara maksimal. Hal tersebut terlihat ketika pembelajaran sedang berlangsung, sekolah ini memangmenerapkan pembelajaran tematik akan tetapi pengemasan dengan pendekatan tematik terpadu sama sekali sayursayuran. Jagung merupakan jenis tanaman yang paling banyak dikembangkan/ditanami oleh para petani di desa ini, sedangkan sawah digunakan untuk menanam padi. Penerapan teknologi traktor dalam pertanian di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara didasari oleh alasan karena situasi perkembangan zaman yang menuntut para Untukmerontokkan padi, para petani biasa menggunakan cara modern atau menggunakan mesin perontok padi. Walaupun ada sebagian petani yang masih menggunakan cara tradisional atau memanen padi secara manual. Untuk mempercepat waktu dalam perontokan padi, maka bisa menggunakan mesin peronto padi. Berdasarkan deskripsi varietas padi, umur panen padi yang tepat adalah 30 sampai 35 hari setelah berbunga merata atau antara 135 sampai 145 hari setelah tanam. Berdasarkan kadar air, umur panen optimum dicapai setelah kadar air gabah mencapai 22 - 23 % pada musim kemarau, dan antara 24 - 26 % pada musim penghujan (Damardjati, 1974 Penjumlahanketiga persentase tersebut merupakan persentase susut perontokan yang terjadi. 1. Gabah Terlempar ke Luar Alas Petani (T1) Hasil perontokan padi menggunakan alat/mesin perontok akan terkumpul di alas petani. Namun, terdapat butiran-butiran gabah yang tidak tertampung di alas petani yang digunakan. DownloadCitation | PROTOTYPE ANIMASI 3D MESIN PERONTOK PADI OTOMATIS UNTUK PRODUKTIFITAS PASCA PANEN PARA PETANI | Terlepas dari berlimpahnya produksi padi, para petani juga selalu memiliki jogja TEKNOLOGI PERTANIAN : Susahnya Mengoperasikan Mesin Perontok Padi TEKNOLOGI PERTANIAN : Susahnya Mengoperasikan Mesin Perontok Padi jogja Terdapatbanyak jenis dan tipe alsin perontok padi mekanis, dipakai di berbagai klas usaha tani padi mulai dari usaha tani klas gurem, menengah dan klas besar (Industri). Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) yang populer dipakai ditingkat petani untuk merontok padi adalah Gebot (manual) dan Thresher (mekanis). Merontok dengan menggunakan Gebot CakraHusker 10 PP (CHU-10 PP) Unit Mesin Penggiling Padi MODEL : CHU-10 PPINPUT CAPACITY : 3 - 4 Ton/JamREQUIRED POWER : 11 KW, 380 V, 4 P MAIN SHAFT REVOLUTION : 1050 RPMSpesifikasi sewaktu-waktu dapat berubah tanpa pemberitahuan.MODEL : CHU-10 PPINPUT CAPACITY : 3 - 4 Ton/JamREQUIRED POWER : 11 KW, 380 V, 4 P MAIN Penulismembuat alat bajak modern yang memanfaatkan teknologi tepat guna ini agar para petani dapat meningkatkan efisiensi waktu, serta dapat menjangkau lahan yang banyak. Diharapkan dengan adanya alat bajak modern ini, petani dapat meningkatkan hasil panen yang maksimal.[2] Dari permasalahan diatas, penulis ingin DIDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Subagiyo dan Budi Setyono ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan alsintan pada usahatani tanaman padi, penelitian dilaksanakan Kamijuga memproduksi mesin-mesin lainnya selain mesin perontok padi. Untuk info stock produk mesin dan penawaran bisa menghubungi kami di : • No. Telp (0272)5533243. • Wa Admin 1 ( 0822 2999 2299) • Wa Admin 2 ( 0822 9898 3399) • Wa Admin 3 ( 0813 7799 0055) • Wa Admin 4 ( 0813 9399 8339) Futake Mesin. 8 December 2021. tengkulak Tengkulak merupakan pengepul yang membeli hasil panen dari para petani dan menyalurkannya ke agen - agen besar. Berdasarkan studi Hardinawati (2017), pihak yang mau membeli hasil panen petani hanyalah tengkulak. Alice Dewey (1962) menjelaskan mengenai kajian tentang pola perdagangan. Menurut PartaiPerindo terus bergerak membangun kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat bawah di seluruh daerah di Indonesia. Partai Perindo terus bergerak membangun HzGAt. Jenis-jenis Alat Perontok Padi1. Gebot2. ThresherArtikel Terkait Tahukah Anda tentang Jenis Alat Perontok Padi yang Biasa Digunakan Petani Padi Indonesia? Padi, salah satu makanan pokok bagi masyarakat Indonesia, umumnya ditanam di sawah atau ladang pertanian. Umumnya, petani akan menanam padi sekurang-kurangnya dua kali, hingga tiga kali dalam kurun waktu satu tahun. Setelah padi berumur kurang lebih 95 hari atau tiga bulan, biasanya padi mulai menunjukkan tanda-tanda untuk siap dipanen. Tanda-tanda umum padi sudah siap panen adalah daun padi sudah mulai mengering dan menguning dan kadar air gabah berkisar antara 21 – 26 % cara mengetahuinya adalah dengan meremas malai padi menggunakan tangan. Usia tanaman padi yang siap dipanen dapat berbeda-beda, ada yang sekitar 100 hingga 120 hari, semuanya tergantung dari jenis padi yang ditanam dan lingkungan di sekitarnya. Baca Juga Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Padi Panen padi biasanya dilakukan secara beregu. Setelah padi dipanen, petani harus segera merontokkan padi tersebut supaya mutu dan kualitas padi tetap terjaga. Hasil panen padi akan dimasukkan ke dalam karung-karung yang kemudian akan dirontokkan dengan alat-alat perontok thresher. Berikut ini adalah ulasan mengenai jenis-jenis alat perontok padi tresher yang biasa digunakan oleh petani padi di Indonesia. 1. Gebot Alat Perontok Padi Merontokkan padi dengan cara digebot merupakan cara yang tradisional dan sederhana karena dilakukan secara manual. Pekerjaan gebot ini sangat kental dengan kandungan budaya dan aspek sosial petani di pedesaan. Kapasitas panen dengan cara digebot berkisar antara 0,10 hingga 0,16 hektar per jam, atau 28 – 34 kilogram/orang/jam. Syarat menggunakan metode gebot adalah, padi dipanen dengan malai yang panjang agar dapat dipegang dengan tangan saat digebot. Baca Juga Tanda Tanaman Padi Siap Panen 2. Thresher Alat Perontok Padi Di Indonesia, penggunaan thresher mulai populer di masyarakat pada tahun 1970-an. Dengan diperkenalkannya alat ini, serta melalui kebijaksanaan program “Supra Insus” sehingga hanya dalam waktu lima tahun yaitu pada tahun 1979, Indonesia dikenal menjadi negara pengimpor beras terbesar di dunia dan mampu berswasembada beras pada tahun 1984. Thresher ini pun banyak sekali jenis dan modelnya, berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Jenis-jenis thresher yaitu sebagai berikut Pedal Thresher Pedal thresher merupakan mesin perontok padi yang dapat dibuat sendiri oleh para petani karena konstruksinya yang sederhana, dan dapat dioperasikan hanya oleh satu orang saja. Alat ini dapat dibuat dengan bahan-bahan bekas sehingga dapat menghemat biaya produksi. Kelebihan dari alat ini adalah, menghemat tenaga cukup satu orang saja, menghemat waktu, pengoperasiannya mudah dan sederhana, mengurangi susut panen, dan kapasitas hasilnya adalah 75 – 100 kilogram per jam. Langkah-langkah penggunaan alat ini adalah 1 menggelar alas anyaman bambu atau tikar sebagai wadah penampung rontokan padi, 2 pedal thresher diletakkan di atas alas tersebut, 3 menggerakan pedal thresher dengan cara menginjak pedal dengan kaki naik – turun sehingga poros dapat terputar, 4 arahkan putaran silinder perontok berlawanan dengan posisi operator, 5 pegang tangkai jerami dan tekan bagian ujung padi, 6 bersihkan gabah lalu masukkan ke dalam karung-karung. Power Thresher Power thresher adalah alat perontok padi yang digerakkan menggunakan bantuan mesin. Keunggulan dari alat ini dibandingkan dengan alat lainnya adalah kapasitas kerja lebih besar dan efisiensi kerja lebih tinggi. Unsur-unsur yang mendukung peningkatan keuntungan adalah kecepatan proses perontokan padi dan pembersihannya sehingga dapat menghemat banyak waktu. Terlebih lagi, power thresher dapat mengurangi jumlah kehilangan gabah saat perontokan dan mengurangi kerusakan butir gabah sehingga petani dapat memperoleh nilai jual yang lebih tinggi. Langkah-langkah penggunaan alat ini adalah Padi yang ada butirannya ditekankan ke dalam alat perontok, setelah mesin dihidupkan, atur putaran silinder perontok sesuai yang diinginkan, Jerami akan terhisap ke dalam putaran silinder, kemudian jerami akan berputar di dalam ruang perontok dan berakhir di pintu pengeluaran jerami, Butiran padi yang rontok akan jatuh melalui saringan perontok, sedangkan jerami akan terdorong ke pintu pengeluaran jerami, Butiran hampa atau benda asing lainnya akan tertiup dan terbuang melalui pintu pengeluaran kotoran, butir padi akan jatuh dan tertampung pada pintu pengeluaran padi bernas. Dalam penanganan panen padi, salah satu permasalahan yang masih sering dihadapi adalah tingginya angka kehilangan hasil dan rendahnya mutu gabah/beras. Sebaiknya, selama proses perontokan padi, dianjurkan untuk menggunakan alas dari ayaman bambu atau tikar, sehingga gabah hasil perontokan mudah untuk dikumpulkan kembali. Seusai gabah dirontokkan, dilakukan pembersihan dari kotoran gabah yang hampa dan benda-benda asing lainnya. Pembersihan gabah juga akan meningkatkan efisiensi dari pengolahan hasil, yaitu meningkatkan waktu daya simpan padi dan harga jual per satuan berat. Demikianlah penjelasan dan ulasan mengenai jenis-jenis alat perontok padi yang biasa digunakan petani padi di Indonesia. Semoga hasil pertanian yang sedang Anda kerjakan memperoleh keuntungan yang melimpah. Semoga bermanfaat. Baca Juga Cara Budidaya Tanaman Padi Teknologi pertanian sangat penting untuk mendukung kemajuan sektor pertanian di era sekarang. Banyak sekali melenial yang mengembangkan inovasi baru mengenai teknologi, terutama teknologi pertanian untuk usahatani padi di Indonesia. Mengenai pengaruh teknologi dalam sektor pertanian sangat besar terutama bagi Indonesia, karena kebanyakan petani di pelosok masih menggunakan cara yang sederhana untuk mengolah padi. Pemerintah harus memantau perkembangan petani Indonesia dan memperkenalkan inovasi baru teknologi pertanian yang semakin berkembang dari masa ke masa. Beras memiliki peranan yang dominan dalam kebutuhan pangan bagi masyarakat di Indonesia dengan tingkat konsumsi tinggi, oleh karena itu teknologi dapat meningkatkan hasil beras yang berkualitas dan harga jual tinggi. Oleh sebab itu dorongan teknologi sangat berpengaruh dalam efisiensi pengolahan beras dengan produksi yang besar. Implementasi untuk strategi peningkatan produktifitas dengan diwujudkan melalui mekanisme Pengolahan Tanaman secara Terpadu PTT. PTT merupakan inovasi baru untuk menuntaskan permasalahan mengenai peningkatan produktivitas padi dan penghasilan patani supaya mewujudkan kesejahteraan petani. Teknologi berperan penting dalam peningkatan produktivitas dan penghasilan petani karena teknologi juga ikut dalam menentukan proses produksi pertanian. Karena masalah utamanya pada pola konsumsi beras yang semakin tinggi sehingga membutuhkan penerapan PTT. Penerapan teknologi PPT pada dasarnya mampu meningkatkan efesiensi teknis upaya mendukung pemuasan kebutuhan beras nasional di Indonesia yang dinilai penting untuk ditinjau lebih lanjut Mira Apriani, Dwi Rachmina & Amzul Rifin, 2018. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Perkembangan dan Peranan Teknologi dalam Efisiensi Pengolahan Usahatani Padi di Indonesia Teknologi pertanian sangat penting untuk mendukung kemajuan sektor pertanian di era sekarang. Banyak sekali melenial yang mengembangkan inovasi baru mengenai teknologi, terutama teknologi pertanian untuk usahatani padi di Indonesia. Mengenai pengaruh teknologi dalam sektor pertanian sangat besar terutama bagi Indonesia, karena kebanyakan petani di pelosok masih menggunakan cara yang sederhana untuk mengolah padi. Pemerintah harus memantau perkembangan petani Indonesia dan memperkenalkan inovasi baru teknologi pertanian yang semakin berkembang dari masa ke masa. Beras memiliki peranan yang dominan dalam kebutuhan pangan bagi masyarakat di Indonesia dengan tingkat konsumsi tinggi, oleh karena itu teknologi dapat meningkatkan hasil beras yang berkualitas dan harga jual tinggi. Oleh sebab itu dorongan teknologi sangat berpengaruh dalam efisiensi pengolahan beras dengan produksi yang besar. Implementasi untuk strategi peningkatan produktifitas dengan diwujudkan melalui mekanisme Pengolahan Tanaman secara Terpadu PTT. PTT merupakan inovasi baru untuk menuntaskan permasalahan mengenai peningkatan produktivitas padi dan penghasilan patani supaya mewujudkan kesejahteraan petani. Teknologi berperan penting dalam peningkatan produktivitas dan penghasilan petani karena teknologi juga ikut dalam menentukan proses produksi pertanian. Karena masalah utamanya pada pola konsumsi beras yang semakin tinggi sehingga membutuhkan penerapan PTT. Penerapan teknologi PPT pada dasarnya mampu meningkatkan efesiensi teknis upaya mendukung pemuasan kebutuhan beras nasional di Indonesia yang dinilai penting untuk ditinjau lebih lanjut Mira Apriani, Dwi Rachmina & Amzul Rifin, 2018. Tabel 1. Tingkat Penerapan Komponen Teknologi PTT Usahatani Padi Sumber Jurnal Agribisnis Indonesia vol 6 No 2, Desember 2018; halaman 121-132 Persentase rata-rata tingkat penerapan komponen Teknologi PTT dapat dilihat dari Tabel 1. Bahwa tingkat penerapan teknologi PTT secara keseluruhan berada di kategori sedang dengan rata-rata sebesar 71,54. Penggunaan benih Varietas Unggul Baru VUB dalam Komponen teknologi PTT dengan rata-rata tingkat penerapannya 85%. Penggunaan benih bermutu, berlabel, dan bersertifikat dengan rata-rata tingkat penerapan 96,83%. Penggunaan pupuk Anorganik dengan rata-rata penerapannya sebesar 86,33%. Lalu untuk penerapan jarak tanam jajar legowo 21 mempunyai rata-rata penerapan paling tinggi yaitu 98,50% karena memiliki tujuan untuk meningkatkan jumlah populasi tanaman dan memaksimalkan penerapan cahaya matahari untuk kebutuhan tanaman, dapat memudahkan dalam penanaman secara praktis. Komponen Teknologi PTT selanjutnya yaitu umur bibit Domestic rice needs will continue to increase, it is estimated that national rice needs in 2035 will reach 36 million tons. Meanwhile, national rice production capacity is experiencing slow growth or tends to be stagnant. So that it needs an increase in productivity or technical efficiency through the Integrated Crop Management ICM model approach. This study aims to analyze the level of rice ICM technology implementationand the factors that influence the level of rice ICM technology implementation and its effect on the technical efficiency of rice farming in Bogor Regency. Determination of the sample using purposive sampling method, a sample of 60 farmers in the District of Cariu, Pamijahan, and Leuwisadeng of Bogor Regency were analyzed using the scoring method, multiple linear regression models, and the stochastic frontier analyze method. The results showed the level of rice ICM technology implementation in Bogor Regency was classified as moderate 71 , 54 percent, while the technology component with the highest level of application was jajar legowo spacing of 21 98 , 50 percent and the lowest was the use of manure 27 percent. Factors that influence the level of rice ICM technology implementation at α level of 5 percent are non-farm income with an estimated value of 3 , 318, intensity of SLPTT and non SLPTT training with an estimated value of 2 , 236, and dummy farmer's employment status with an estimated value of 2 , 127. While the experience factor of farming with an estimated value of 0 , 110 and the duration of formal education of farmers with an estimated value of 0 , 403 has an effect on the level of α of 10 percent. T he level of rice ICM technology implementation with an estimated value of -0 , 0855 and farmer access to obtain credit with an estimated value of -0 , 0348 has an effect on the technical efficiency of rice farming at α level of 1 percent, while the land ownership status with an estimated value is -0 , 2527 at α level of 10 percent. The average level of technical efficiency of rice farming in Bogor Regency is not optimal 67 , 4 percent, this is due to, among others, the application of technological components that are still relatively low or not as recommended by ICM . Therefore, efforts are needed to increase motivation and farmer participation in implementing ICM technology optimally and sustainably to help meet national rice needs. Penerapan teknologi inovasi pertanian berperan dalam meningkatkan produktivitas usaha tani, sehingga berpeluang untuk meningkatkan kesejahteraan hidup, yang salah satunya diindikasikan dari meningkatnya ketahanan pangan rumah tangga ini bertujuan untuk mengindentifikasi inovasi teknologi pertanian yang telah diterapkan di lokasi studi, dan menganalisis hubungannya dengan kondisi ketahanan pangan pada rumah tangga penelitian berupa survei di dua desa di Kabupaten Bogor yang masing-masing memiliki tipe pertanian yang berbeda yaitu lahan kering dan basah sawah, dengan jumlah sampel sebanyak 80 dianalisis dengan uji statistik Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar petani di lahan sawah telah menerapkan inovasi teknologi berupa sistem jajar legowo secara intensif, dan petani di desa berlahan kering cukup intensif dalam menerapkan inovasisistem tumpang sari dan pengolahan hasil pertanian on farm .Penerapan teknologi ini berkorelasi positif dengan kondisi ketahanan pangan rumah tangga petani, yaitu petani yang menerapkan inovasi teknologi lebih intensif memiliki tingkat ketahanan pangan yang lebih baik.

para petani menggunakan perontok padi yang merupakan teknologi